Selasa, 04 September 2012

PGSD UNIB Adalah ...


PGSD UNIB
Oleh Wisnu Saputra

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh …

Aku sudah menjadi seorang mahasiswa. Sebuah gelar dan nama panggilan yang cukup menyenangkan untuk diucapkan selalu. Bukan lagi tentang bagaimana menyebutkan nama sekolah, tetapi nama sebuah kampus. Bukan lagi menyebut guru melainkan seorang dosen. Yah, sebuah kebanggaan yang menyenangkan dengan perasaan yang bahagia. Menurutku satu minggu ini—pertama masuk kampus—aura kelas masih tak berubah atau belum berubah. Kami bisa merasakan dengan adanya sekelompok orang yang terbiasa dengan kelompoknya sendiri dan tak mau dengan yang lainnya. Kenapa dan mengapa, aku sendiri tidak mengetahuinya?

            Hari pertama, tentunya hari senin, kami semua bergegas dengan cepat untuk bisa berbaris dengan rapi di sebuah lapangan yang menurunku lumayan baik. Aku mewakili temanku untuk berani berdiri di posisi paling depan di antara anak cowok yang lain. Setelahnya, aku dengan khidmat mengikuti ucapara pertama yang menjadi sebuah kewajiban menghormati negara Indonesia.

            Mengikuti beberapa waktu dan beberapa jam yang menarik. Kami mendengarkan sebuah pidato dari ketua prodi PGSD—kata sambutan untuk kami yang telah sukses menumbangkan sekian ribu peserta yang hendak masuk dan berhasil menjadi salah seorang yang terpilih. Menarik dan berharga. Bahkan semua dosen yang terkenal untuk kesibukannya pun dengan semangat bisa menyempatkan diri untuk bisa hadir di tengah-tengah kami. Alhamdulillah

            Peraturan yang menurutku benar-benar menggetarkan hati adalah: “Gerbang akan di tutup pukul 07.15 WIB dan akan ditutup untuk siapa saja yang terlambat. Siapapun.” Dengan penegasan di kata siapapun. Wow, siapa yang tidak tertarik coba? Angkat tangan dan katakan pada siapa aku sedang berbicara. Bahkan dosen saja (yang kedudukannya lebih tinggi: kalian tahu itu) sampai-sampai tidak dibukakan gerbang. Menakjubkan bukan? Subhanallah

            Himpunan Mahasiswa (HIMA PGSD) menyampaikan beberapa pesan yang tak kalah menarik. Beberapa peraturan turun-temurun yang masih sakral dan kuat agar tetap terjaga. Karakter baik yang harus terus dilakukan oleh seluruh peserta upacara. Khusus kami untuk membayar uang denda Rp 2500,-per orang. Memang kecil dalam hitungan jumlah uang, namun ada sesuatunya teteh Syahrini dibaliknya. Ada pion yang mendukung sang Queen saat ia dalam keadaan terdesak. Yaitu, kami diberikan 3 lembar daftar hadir yang di pegang oleh setiap komandan tinggi (KOMTI) dari setiap kelas. 1. Daftar hadir di tanda tangani, kemudian diserahkan kepada HIMA, 2 kepada prodi dan lembar 3 untuk arsip fakultas.  Arsip yang menjadi senjata mematikan untuk siapa saja yang mau terlambat. Dan bukan masalah terlambat atau tidak mau hadir, melainkan bagaimana cara mendidik kepribadian yang sesungguhnya untuk kemudian bisa mengajarkan anak SD. Nah, namanya saja PGSD, tentunya nanti akan mengajar anak SD. Dan kalau tidak bisa mengajarkan cara upacara yang benar, mau dikemanakan muka PGSD yang hebat ini? Hayo?

PGSD UNIB telah menjadi salah satu primadona di seluruh nusantara. Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah karena, di PGSD UNIB ini telah memiliki sebuah sistem pembelajaran dan materi perkuliahan yang hebat. Dengan nama panggilan terbaik, dan sebuah kata yang hebat. PGSD mengambil sistem Multitalent Teacher. Guru yang bisa segalanya, meskipun oleh para ahli, setiap manusia hanya bisa menonjolkan sebuah bakat terbaiknya, tetapi di PGSD ini, mahasiswanya bisa dikatakan harus berusaha untuk menggapai seluruh kemampuan yang ada. Allah pula telah menurunkan rezeki berupa akal pikiran untuk bisa digunakan dengan sebaik-baiknya. Dan tidak untuk disalah gunakan.

Ada pula mahasiswa dari NTT, Aceh dan Jakarta di sini. saat ditanya, mereka memang memilih untuk disini untuk menuntut ilmu ke-SD-an yang menarik. mereka sudah tahu bahwa PGSD UNIB memang baik dan masuk 7 besar dari jajaran seluruh PGSD di Indonesia. 
         

Lantas, masihkah anda tak berminat menjadi seorang guru? Apakah dengan paradigma setiap orang yang mengatakan PNS itu paling banyak menganggur membuat anda takut? Bukankah guru adalah sebuah tingkatan tinggi sebuah jabata? Nabi  pertama—Adam a.s—gurunya adalah Allah, Sang Maha Pintar.

Apalagi menjadi guru SD, sungguh menurutku, guru SD berhak mendapatkan pelayanan terbaik, bukan hanya presiden.
Aku hanya melontarkan satu pertanyaan yang membuat anda bisa mempertimbangkan kenapa aku berani bilang begitu.

“Siapa yang mengajari presiden waktu kecil? Bayangkan kalau tidak ada yang namanya guru SD? Dan huruf pertama yang selalu diajarkan dengan gembira di sekolah hingga sekarang kalian bisa mengenal dunia lewat  membaca? Siapa yang mengajarkan itu semua kalau bukan seorang guru SD? Guru awal di S pertama?

Demikian pemahamanku yang masih sedikit ini untuk bisa mengutarakan pendapat. Sebuah perbedaan pendapat tentu saja pasti terjadi. Rambut bisa sama hitam (khusus orang Indonesia dan yang punya rambut hitam) namun isi hati, siapa yang tahu?
Sekian,

wasallamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar